BTemplates.com

Friday 4 October 2013

Cerita Kisah Sukses Pelaku Diet Ocd Dapat Turun Hingga 12 Kg Dalam Sebulan


Ketika seseorang tetapkan untuk berdiet, dan disarankan untuk menjalani aktivitas diet Obsessive Corbuzier's Diet (OCD) milik mentalis Deddy Corbuzier, banyak yang menolak dengan alasan diet ini rada tidak masuk akal.

Tapi tidak sedikit pelaku diet OCD yang sudah berhasil menurunkan berat tubuh dengan sangat mudah, hanya dalam beberapa ahad saja. Seperti apa pengalaman pelaku OCD yang berhasil turunkan berat badan, berikut kisahnya:

Ivan Alfian (19 tahun) turun 12 Kg dalam sebulan

Seperti yang diutarakan salah seorang pelakunya, Ivan Alfiann, 19 tahun, mahasiswa semester 3 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Cikokol, Tangerang.

Ivan mengaku, berat tubuh sebelum mengikuti OCD yakni 100 kilogram. Setelah 3 ahad mencoba teladan diet OCD, Ivan berhasil menurunkan berat tubuh sebesar 12 kilogram.

"Awal mengikutinya tanggal 9 September kemarin, hingga hari ini terhitung sudah 12 kilogram turunnya. Sekarang berat tubuh saya, sudah 88 kilogram," kata Ivan, ketika diwawancarai tim Health Liputan6.com, Senin (30/9/2013)

Jendela makan yang dipilih ketika menjalani OCD yakni 4 jam dan 24 jam. Di ahad pertama, Ivan konsisten dengan jendela makan 4 jam. Baru, di ahad kedua Ivan coba memasukkan jendela makan 24 jam di setiap minggunya, selama 2 hari berturut-turut.

"Yang 4 jam sebetulnya jika konsisten juga turun. Tapi, akan lebih optimal jika ada yang 24 jam," tambah dia.

Agar lebih maksimal lagi, Ivan tidak lupa untuk melaksanakan olahraga yang dianjurkan oleh Deddy Corbuzier di dalam buku elektroniknya, yaitu O7W (OCD 7 minutes work out). Olahraga ini hanya perlu dilakukan selama 7 menit, dan dilakukan di pagi hari atau di ketika puasa sebelum ada makanan yang masuk.

Ada 12 gerakan dalam O7W yang semuanya cukup dilakukan masing-masing 30 detik saja, menyerupai jumping jacks, posisi duduk menahan tubuh di tembok, push up, crunch, naik turun kursi, squat, trisep, planking, lari di tempat, lunge, push up, dan slide planking.

Berhubung mulanya Ivan mempunyai tubuh yang cukup besar, ia pun menentukan untuk menghindari push up dan sit up, dan menentukan senam biasa, serta naik turun tangga.

"Soalnya kata Mas Deddy, jika masih buncit enggak perlu push up dan sit up. Latihan ini perlu, untuk ngencengin tubuh, supaya tidak kendor," jelasnya.

Efek positif pun banyak dirasakan Ivan, mulai dari tubuh yang mulai mengecil, hingga tidak praktis ngantuk di pagi hari.

"Benar kata Mas Deddy, jika OCD dan tidak sarapan pagi, niscaya enggak bikin cepat ngantuk. Itu terbukti. Saya sejak OCD, jadi tidak praktis ngantuk. Untuk ukuran baju, sudah terperinci berubah. Dulu XL, kini harus ganti L," katanya.

Kini, Ivan masih melanjutkan OCD-nya, dan ingin meraih berat tubuh ideal yang ia cita-citakan, yaitu 75 kilogram. Dan berharap, ia sanggup menularkan efek baik ini kepada kakaknya yang juga berbadan besar.

Eirene Lestari (21 Tahun) turun 3,5 kg dalam 3 minggu

Kisah lain tiba dari Eirene Lestari, 21 tahun, mahasiswi semester 7 Ilmu Pariwisata, Universitas Udayana, Bali.

Eirene mengatakan, dirinya gres saja 3 ahad ini mengikuti OCD. Tapi hasilnya, ia bisa menurunkan berat badannya sebanyak 3,5 kilogram. 50 kilogram yakni berat tubuh pertama Eirene sebelum ia mengikuti OCD, sehabis 3 ahad berlalu berat badannya kini 46,5 kilogram.

Dia menceritakan, awal mula mengikuti OCD alasannya sering membaca testimoni dari para pelaku diet ini yang sudah berhasil menurunkan berat tubuh di jejaring sosial Twitter. Sejak ketika itu, tanpa pikir panjang Eirene tetapkan untuk ber-OCD.

Jendela makan yang dipilih olehnya beragam. Terkadang 8 jam, 6 jam, dan seminggu 2 kali mengambil jendela makan 24 jam.

"Saya enggak lemas, walaupun saya punya maag akut. Selama OCD, sumpah deh, enggak kuat sama sekali. Jangan takut maag kambuh," terangnya.

Selain itu, Eirene mengaku jika kini ia lebih fresh, dan insomnia sudah hilang. Dulu, ia susah sekali tidur di bawah jam 2 pagi, tapi kini jam 10 atau jam 11 malam, ia sudah mengantuk, dan tidurnya pulas.

"OCD bikin saya lebih fresh. Dulu susah tidur, kini sudah enggak. Saya takjub sama OCD. Percaya enggak percaya, tapi ini kenyataannya," pungkasnya.

Brigadir Yudha (28 Tahun), turun 10 Kg dalam 40 hari


Senada dengan dua lainnya, Brigadir Yudha dari Polrestabes Semarang ikut mencicipi dampak positif dari OCD ini.

19 Agustus 2013, sewaktu ia mengikuti OCD untuk pertama kalinya, berat badannya yakni 100 kilogram. Sampai hari, terhitung sudah 40 hari ia menjalani OCD, dan berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 10 kilogram.

Dua hari pertama mengikuti OCD, ia menentukan jendela makan 6 jam. Baru di dua hari berikutnya, ia menentukan jendela makan 4 jam. Merasa usahanya kurang optimal, tanpa pikir panjang ia menentukan untuk melaksanakan jendela makan 24 jam, setiap harinya.

"Jadi, saya makannya cuma jam 12 siang. Habis itu, puasa lagi. Enaknya, saya bisa makan nasi padang, ayam goreng, dan semuanya yakni kesukaan saya," katanya ketika diwawancarai tim Health Liputan6.com .

Yudha juga menceritakan, sejak OCD ketika berdiri pagi tidak lagi males, beda dengan dulu. "Dulu saya itu berdiri pagi bawaannya malas. Semenjak OCD, berdiri jam 4.30 pagi, segar dan bawannya pun tidak malas," tambah dia.

OCD ini, lanjut Yudha, selain anggun untuk kesehatan, untuk perut, anggun juga buat dompet. Dulu, sang istri suka mengeluh melihat kelakukan suaminya yang selalu pulang dengan membawa gula, dan cemilan. Sekarang, gula dan cemilan itu sudah tidak ada lagi.

"Sekarang enak, lebih banyak mensave uang yang tidak perlu," tambah dia.

Sambil berseloroh ia mengatakan, bahwa OCD yang diklaim gratis sebetulnya tidaklah gratis sama sekali. Pasalnya, setiap ahad ia harus mengeluarkan uang buat sesuatu yang dilakukannya alasannya OCD.

"Ha ha ha ... Sekarang saya tiap ahad harus jahit baju dan celana. Tiap ahad harus ngecilin pakaian lagi. Tukang jahit saya hingga nanya, apa yang sebetulnya terjadi, kok saya hingga mengecilkan pakaian terus menerus. Jadi, OCD itu tidak gratis, OCD itu bayar. Tapi, bayar untuk sesuatu yang baik bagi kita," canda dia.

Selain berpuasa, Yudha pun rutin melaksanakan olahraga yang dianjurkan ketika melaksanakan OCD, yaitu O7W dan ditambah dengan angkat beban.

Sekarang, ia akan mengajak teman-temannya untuk mengikuti OCD ini. "Saya kan, sudah berhasil menjalani OCD, dan sudah terlihat buktinya. Saya juga mau teman-teman saya melaksanakan ini," lanjutnya.

Untuk urusan ranjang, Yudha menyampaikan OCD ikut berperan penting. Pasalnya, sejak diet OCD, beliau kini lebih bisa memuaskan sang istri, alasannya bisa 'bermain' dengan durasi cukup lama.

"Kehidupan jasmani sehati, seksual pun sehat. Semua berkat OCD. Pokoknya, jika ada yang bilang OCD itu negatif, enggak benar. Semua risikonya baik kok," tutup dia.

0 comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.